Sandstorm, perjalanan di tengah badai pasir.

Firmansyah

Sandstorm, perjalanan di tengah badai pasir.

Beberapa minggu lalu aku berseluncur di Itch.io, portal bagi indie game untuk unjuk diri. Seperti biasa, tag yang kuperiksa pertama kali adalah #pixelart. Hanya perlu sedikit scroll ke bawah, aku temukan game dengan thumbnail peta yang minimalis.



Berjudul Sandstorm, game oleh author Daniel Linssen membuatku terpukau dengan gameplaynya terutama efek partikelnya yang sangat terasa. Saking terpukaunya, sampai bingung mau aku mulai dari mana reviewnya.

Seperti judulnya, kamu akan berada di tengah badai pasir hanya ditemani dengan unta dan gerobak barang. Sepertinya kamu tersesat karena badai pasir yang juga membuat jarak pandang di area sekitarmu tampak samar-samar.


Gerobak, unta dan perpaduan kompas ini akan membuat perjalanmu terasa mudah dengan jarak yang ditempuh terasa jauh. Namun saat hari menginjak petang, kamu akan berhenti untuk istirahat dan saat matahari muncul kembali untamu akan menghilang, mungkin berada disekitarmu. Jejakmu akan segera terhapus oleh badai pasir, sangat menyesatkan, namun dengan bendera yang kamu tanam, akan mudah mengarahkanmu ke unta dan gerobakmu. Sepanjang perjalanan kamu akan menemukan potongan catatan yang mengisi backstory dan beberapa bantuan permainan. Tak hanya catatan, burung-burung kecil yang berkumpul akan menemanimu sepanjang perjalan, terkadang juga ada barang-barang antik yang tergeletak dekat dengan reruntuhan.


Seperti yang sudah aku katakan di awal, yang paling membuat aku terpukau adalah efek partikelnya. Badai pasir dibalut dengan sound effect yang disajikan membuat kita terasa ada di dalam game. Ditambah dengan efek dinamik dari kameranya yang membuat seolah olah kamu bingung di tengah badai pasir itu. Hal itu benar-benar membuat seolah perna utama di dalam game tersesat.

Saat kamu berjalan akan muncul efek debu dan jejak yang hilang oleh badainya. Begitu pula saat memasang bendera, benar-benar detail bendera itu terlihat tertiup oleh angin badai yang kencang dan sesekali saat efek backsound badai berhenti bendera yang tertiup tadi akan berhenti juga.

Dan yang paling penting grafik pixel art yang lugas membuatku makin betah memainkan game ini. Karena memang aku penggemar indie game dengan grafik retro.

Sekian review amatir nan singkat dariku, terima kasih.

try not to lose your way
Firmansyah